Menurut World Health Organization, sekitar kasus kematian setiap tahunnya disebabkan oleh luka karena terbakar. Sebanyak 96% luka akibat kebakaran yang fatal terjadi di negara-negara berpendapatan sedang dan rendah. Pada umumnya, wanita lebih rentan mengalami luka terbakar karena sering melakukan kegiatan rumah tangga, terutama memasak. Anak-anak juga berisiko terkena luka bakar karena cenderung ceroboh dan memiliki rasa ingin tahu pada objek yang mudah terbakar. Derajat luka bakar Berdasarkan tingkat keparahannya, luka bakar terbagi menjadi beberapa klasifikasi yang berbeda. Berikut adalah derajat luka bakar yang dijabarkan ringkas 1. Derajat pertama Kategori derajat pertama ini disebut juga sebagai luka bakar superfisial. Luka pada derajat pertama hanya memengaruhi bagian terluar lapisan kulit atau epidermis. Jenis luka ini biasanya bisa sembuh lebih cepat dan tidak meninggalkan kerusakan jangka panjang. Luka derajat pertama ditandai dengan kulit yang kemerahan dan sedikit rasa nyeri. Contoh luka bakar derajat pertama yang paling umum ditemukan adalah sunburn atau terbakar matahari. 2. Derajat kedua Berbeda dengan derajat pertama, luka bakar derajat kedua dibedakan menjadi superfisial dan dalam. Kulit akan menunjukkan warna merah terang, melepuh, bengkak, dan mengkilap atau basah. Luka derajat kedua ini umumnya terasa sakit ketika disentuh. Ini karena luka sudah mengenai lapisan epidermis dan lapisan dermis atas, yaitu lapisan kulit di bawah epidermis. Sementara luka derajat dua dalam punya ciri yakni kulit kering, pucat, dan memutih saat ditekan. Pada derajat ini, luka telah menjalar ke lapisan epidermis dan sebagian lapisan dermis. Dalam beberapa kasus yang lebih parah, luka bakar derajat dua akan meninggalkan bekas dan perubahan warna kulit yang bersifat permanen. 3. Derajat ketiga Luka derajat ketiga merusak lapisan epidermis dan dermis sepenuhnya. Jenis luka ini juga dapat mengenai jaringan subkutan, yakni lapisan kulit yang paling dalam. Tampilan luka tidak lagi berwarna merah, tetapi akan tampak cokelat, putih, kuning, atau terlihat hangus. Luka pada derajat ini pun tidak terasa sakit saat disentuh karena telah merusak saraf bagian kulit yang terdampak. 4. Derajat keempat Ini adalah derajat yang paling parah dan berpotensi membahayakan nyawa sehingga membutuhkan pertolongan pertama yang tepat. Pada tingkatan ini, seluruh lapisan kulit telah rusak dan mencapai tulang serta otot Anda. Derajat luka terkadang dapat berubah apabila luka menyebar hingga ke bagian terdalam kulit. Luka yang serius dapat mengakibatkan komplikasi, seperti infeksi tulang dan masalah pada sendi. Tanda dan gejala luka bakar Anda mungkin pernah melihat atau mengalami luka karena terbakar sebelumnya, misalnya akibat kegiatan memasak atau memperbaiki mobil. Tergantung pada tingkatan luka, gejala yang muncul mungkin berbeda. Umumnya, tanda-tanda dan gejala luka bakar adalah sebagai berikut kulit kemerahan, rasa sakit di area luka, lecet, luka membengkak, kulit mengelupas, luka melepuh, serta perubahan warna kulit menjadi putih, coklat, kuning, atau hitam. Kemungkinan ada tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Jika luka Anda lebih parah dan menyebabkan rasa sakit yang tidak wajar, segeralah pergi ke dokter untuk diobati. Kapan harus periksa ke dokter karena luka bakar? Untuk luka bakar derajat pertama, biasanya Anda dapat menanganinya sendiri dengan pengobatan rumahan. Namun, apabila Anda telah mengalami gejala-gejala yang serius seperti di bawah ini, Anda harus segera pergi ke dokter Luka di tangan, kaki, wajah, pangkal paha, pantat, dan hampir di seluruh tubuh. Luka yang dalam atau derajat tinggi. Pelepuhan tidak sembuh dalam 2 minggu. Luka menyebabkan kulit terlihat mengelupas. Sakit tidak kunjung hilang. Luka terlihat seperti noda hitam, coklat, atau putih. Kesulitan berpanas. Luka akibat zat kimia atau setrum listrik. Tubuh masing-masing orang menunjukkan tanda-tanda dan gejala yang bervariasi. Untuk mendapatkan penanganan yang paling tepat dan sesuai dengan derajat luka Anda, selalu konsultasikan dengan dokter. Penyebab luka bakar Kondisi rusaknya jaringan lapisan kulit dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti panas, paparan radiasi, zat kimia, atau kontak dengan aliran listrik. Penyebab luka bakar yang paling umum adalah kontak langsung dengan api, yang biasanya terjadi pada peristiwa kebakaran. Berikut adalah penjelasan mengenai beberapa penyebab luka bakar 1. Gesekan Apabila benda yang kasar, panas, dan keras menggesek kulit Anda, Anda akan mengalami luka bakar friction atau gesekan. Biasanya, luka ini dialami oleh orang yang mengalami kecelakaan, seperti terjatuh dari motor atau sepeda. 2. Frostbite Frostbite terjadi ketika kulit terkena kontak langsung dengan benda atau berada pada tempat yang bersuhu sangat dingin dalam jangka waktu yang lama. 3. Menyentuh langsung objek yang panas Kulit yang terkena air panas, api, atau metal dapat menimbulkan luka. Udara atau asap yang terlalu panas juga dapat menyebabkan luka pada kulit muncul. 4. Paparan radiasi Luka ini terjadi akibat paparan radiasi atau sinar ultraviolet matahari yang terlalu lama. Penyebab utamanya adalah sinar matahari dan sinar X-ray. 5. Zat kimia yang memicu luka bakar Seringnya, zat kimia yang dapat menyebabkan luka bakar adalah cairan dengan asam atau basa yang kuat seperti asam hydrochloric atau natrium hidroksida. Paparan dengan zat ini bisa terjadi di rumah, sekolah, atau tempat bekerja. Bahan kimia lain yang juga dapat menimbulkan luka karena terbakar di antaranya adalah asam baterai mobil, zat pemutih dan pembersih, serta amonia. Mengobati luka bakar dari zat kimia memang harus segera dilakukan. 6. Sengatan arus listrik Apabila Anda menyentuh aliran listrik atau kesetrum, lapisan kulit Anda akan mengalami kerusakan dan terluka. Faktor risiko luka bakar Luka bakar adalah kondisi yang dapat terjadi pada setiap orang dari berbagai golongan usia. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda mengalami kondisi ini. Memiliki satu atau beberapa faktor risiko bukan berarti Anda dipastikan akan mengalami luka ini. Dalam beberapa kasus, orang-orang yang menderita kondisi ini tidak memiliki faktor risiko apapun. Di bawah ini adalah berbagai faktor risiko yang dapat memicu terjadinya kondisi luka bakar 1. Usia Anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang besar dengan benda-benda di sekitarnya, termasuk yang mudah terbakar. Atas dasar alasan ini, anak-anak membutuhkan perhatian khusus agar tidak terjadi kecelakaan. 2. Tinggal di rumah tanpa detektor asap Kebakaran lebih sulit dicegah pada tempat-tempat yang tidak memiliki detektor asap. 3. Merokok Bila tidak berhati-hati, luka ini bisa timbul akibat tersundut putung rokok atau saat menyalakan korek. Hal ini juga sangat berbahaya bila dilakukan di tempat yang mudah terbakar. 4. Menggunakan microwave Penggunaan microwave yang tidak mengikuti anjuran atau aturan masak pada label makanan berpotensi menyebabkan kebakaran. 5. Bekerja dengan benda sumber panas atau kabel listrik Berkutat dengan besi, metal, dan kabel listrik meningkatkan risiko Anda mengalami luka akibat terbakar. 6. Penyimpanan benda mudah terbakar yang tidak tepat Benda seperti korek gas, hairspray, atau deodoran harus disimpan di tempat yang jauh dari jangkauan api. Bila tidak, hal ini berisiko memicu timbulnya percikan api. 7. Menggunakan kompor Sering melakukan kegiatan di dapur seperti memasak dengan kompor atau memasang gas meningkatkan peluang Anda terluka. Komplikasi luka bakar Dibandingkan dengan luka derajat pertama dan kedua, derajat ketiga lebih berpotensi menimbulkan terjadinya komplikasi. Dalam kasus yang parah, komplikasi pun dapat berujung pada kematian. Berikut adalah berbagai komplikasi yang mungkin terjadi apabila luka bakar tidak ditangani sesegera mungkin infeksi bakteri, kehilangan banyak cairan atau hipovolemia, syok, tetanus, sepsis, hipotermia pada luka akibat udara terlalu dingin, masalah pernapasan akibat asap atau udara yang terlalu panas, edema atau penumpukan cairan pada bagian tertentu tubuh, dan masalah tulang dan sendi. Pemeriksaan luka bakar Pada saat pemeriksaan, dokter akan melihat seperti apa luka karena terbakar yang timbul pada kulit Anda. Selanjutnya, dokter menentukan seberapa parah kondisi Anda dengan mengetahui persentase total permukaan tubuh yang terluka. Secara umum, area kulit yang ada di sekitar telapak tangan Anda adalah 1 persen dari total luas permukaan tubuh Anda. Jika area kulit tubuh yang terluka mencapai 25% dari total daerah tubuh, luka yang Anda derita tergolong parah. Setelah itu, dokter mungkin akan melakukan tes lainnya untuk menentukan apakah luka telah memengaruhi bagian lain dari tubuh Anda atau tidak. Pengobatan luka bakar Luka yang tergolong ringan dapat diobati di rumah. Kondisi tersebut akan segera sembuh dalam beberapa minggu. Meski demikian, Anda tetap harus melakukan penanganan luka bakar dengan cara sebagai berikut Bilas kulit yang terluka di bawah air dingin yang mengalir sedikitnya selama lima menit, bisa juga dengan kompres menggunakan handuk dingin. Jangan menggunakan air es. Setelah kulit mendingin, oleskan dengan losion atau pelembab berbahan aloe vera atau obat luka bakar alami lainnya. Salep antibiotik seperti bacitracin atau sulfadiazine juga dapat digunakan untuk membantu mempercepat penyembuhan dan mencegah infeksi. Tutupi luka dengan perban kering bersih. Hindari menutup luka terlalu kencang agar tidak menekan area yang luka. Berbeda halnya jika luka bakar lebih serius, luka tentu harus segera ditangani oleh dokter. Jenis pengobatan yang akan diberikan berbeda-beda, bisa berupa obat-obatan, operasi, atau perawatan medis lainnya. Beberapa penanganan lanjutan meliputi sebagai berikut 1. Perawatan dengan bahan dasar air Tim medis yang menangani luka Anda akan memberikan terapi berbahan dasar air, seperti ultrasound mist therapy. Tujuannya adalah untuk membersihkan luka pada kulit. 2. Infus Anda mungkin juga memerlukan cairan infus untuk mencegah terjadinya dehidrasi dan gagal fungsi organ tubuh lainnya. 3. Obat painkiller dan penenang Luka bakar mungkin akan terasa sangat menyakitkan. Dokter akan memberikan obat-obatan painkiller dan penenang, seperti morfin. 4. Antibiotik untuk luka bakar Apabila ternyata Anda menunjukkan tanda-tanda mengalami infeksi pada luka, Anda memerlukan obat atau infus antibiotik. 5. Suntik tetanus Dokter juga akan merekomendasikan Anda untuk suntik tetanus setelah mengalami luka. 6. Alat bantu pernapasan Alat ini diberikan apabila luka bakar yang Anda derita terletak di leher atau wajah. Jika hal ini terjadi, kemungkinan tenggorokan Anda membengkak dan udara sulit masuk. 7. Selang untuk makanan Kerusakan jaringan kulit yang sangat parah mungkin akan menyebabkan penderitanya kesulitan makan. Dokter akan memasukkan selang agar memudahkan Anda memasukkan makanan melalui hidung. 8. Operasi cangkok kulit Prosedur ini dilakukan dengan cara mengambil bagian kulit Anda yang sehat untuk menggantikan bagian kulit yang telah rusak. Solusi lain adalah dengan menggunakan donor kulit dari jenazah. 9. Operasi plastik Operasi plastik atau rekonstruksi dapat memperbaiki tampilan luka. Selain itu, kelenturan sendi yang terkena luka juga akan jauh lebih membaik. Pengobatan luka bakar di rumah Di bawah ini adalah gaya hidup dan pengobatan rumah yang dapat membantu Anda mengatasi kondisi ini. Hindari mengoleskan mentega, minyak, atau odol pada kulit yang terbakar. Tidak boleh memberikan es atau air dingin langsung di bagian yang luka Jika kulit mulai melepuh, jangan menyentuh atau menekannya. Hal ini dapat menyebabkan atau kerusakan pada kulit Anda. Orang yang terkena luka akibat listrik harus pergi ke rumah sakit segera sehingga tidak akan mempengaruhi bagian atau organ-organ tubuh lain. Luka akibat zat kimia dapat diatasi dengan menyiramnya menggunakan air dingin. Lepaskan setiap pakaian atau perhiasan yang memiliki bahan kimia di dalamnya. Balut luka dengan kain kasa steril atau perban bersih. Ganti perban luka bakar secara rutin sesuai dengan derajat keparahannya. Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
Macam-Macam Warna Kulit – Berbicara mengenai warna kulit manusia, tentu teringat tentang ras. Masalah yang masih sering terjadi di dunia ini adalah tindakan rasisme yang dapat mengganggu kebebasan hidup seseorang atau suatu kelompok. Hal ini tentu memunculkan rasa penasaran kita sebenarnya ada berapa sih jumlah ras di dunia ini? Dan ada berapa jenis warna kulit manusia di dunia? Grameds, dalam kesempatan kali ini kita akan mengulas macam-macam warna kulit manusia. Yuk langsung aja kita simak ulasan berikut ini. Ras Manusia di DuniaMacam-macam Ras1. Ras Mongoloid2. Ras Negroid3. Ras Kaukosid4. Ras-ras KhususMengapa Warna Kulit Manusia Berbeda?Macam-macam Warna Kulit Manusia1. Golongan I untuk Warna Kulit Putih Pucat2. Golongan II untuk Kulit Warna Putih3. Golongan III untuk Warna Kulit Cokelat Terang4. Golongan IV untuk Warna Kulit Cokelat5. Golongan V untuk Warna Kulit Cokelat Tua6. Golongan VI untuk Warna Kulit Cokelat Sangat Tua Menuju HitamTips Perawatan Kulit Ras Manusia di Dunia Apa yang Anda pikirkan pertama kali ketika mendengar kata “ras”? Kata ras berasal dari budaya Barat, tepatnya Bahasa Perancis-Italia razza yang artinya adanya perbedaan macam-macam penduduk berdasarkan tampilan fisik. Yang menjadi indikator dalam pembagian ras meliputi warna kulit, warna mata, bentuk dan warna rambut, bentuk tubuh, dan bentuk mata. Pengertian ras yang lain mengacu pada perangai atau perawakan yang terlihat secara fisik atau sikap sebuah kelompok, yang seringkali menggambarkan penduduk dari suatu geografi tertentu. Tidak hanya itu, ras juga sering dihubungkan dengan klan, keluarga, dan garis keturunan dalam sebuah kelompok. Pengertian ras manusia yang paling mendekati kebenaran adalah pengklasifikasian manusia berdasarkan ciri-ciri biologis, bukan sosiokultural. Berdasarkan warna kulit Alfred Louis Kroeber, seorang antropogi asal Amerika Serikat, manusia terbagi menjadi tiga kelompok besar ras dan beberapa ras khusus. Di bawah ini akan kita ulas secara garis besar macam-macam ras menurut klasifikasi yang dilakukan oleh Kroeber. 1. Ras Mongoloid Ras manusia jenis ini pada umumnya memiliki ciri-ciri fisik kulit berwarna kuning. Meski anggapan warna kulit kuning tidak benar, namun mayoritas. Misalkan saja orang Asia Tenggara cenderung berkulit cokelat muda dan cokelat gelap. Ras Mongoloid sebagian besar tersebar di daerah Asia Timur, Asia Tenggara, Madagaskar, beberapa bagian EEropa Utara, Amerika Utara, Amerika Selatan, India Timur Laut, dan Oseania. Ras Mongoloid dikelompokkan lagi menjadi tiga kelompok ras. Pertama, Asiatic Mongoloid yang meliputi Asia Tengah, Asia Timur, dan Asia Utara. Kedua, Malayan Mongoloid, meliputi Indonesia, penduduk asli Taiwan, dan Asia Tenggara. Ketiga, American Mongoloid yang merupakan penduduk asli benua Amerika. 2. Ras Negroid Ras Negroid merupakan ras manusia yang ciri-ciri umumnya adalah kulit mereka yang berwarna hitam dan berambut keriting. Ras Negroid banyak tersebar di seluruh dunia, namun utamanya mereka mendiami benua Afrika yang berada di sebelah selatan gurun sahara. Mereka memiliki banyak keturunan yang tersebar di Amerika Utara, Amerika Selatan, Timur Tengah, dan Eropa. Ras Negroid terbagi menjadi tiga kelompok lagi. Pertama, African Negroid yang merupakan penduduk asli Afrika. Kedua, Negrito yang tersebar di Semenanjung Malaya yang biasa juga dikenal orang Semang di Filiphina. Ketiga, Melanesian. Istilah Melanesia dalam bahasa Yunani berarti pulau hitam. Penamaan ini karena mayoritas penghuni pulau-pulau ini merupakan orang-orang yang memiliki kulit berwarna hitam. Melanesia merupakan wilayah-wilayah yang berada di Nusa Tenggara Timur, Irian yang tinggal di area Irian Jaya atau Papua, Timor Leste, Vanuatu, French Polynesia, Fiji, dan Solomon. 3. Ras Kaukosid Ciri utama dari ras Kaukosid adalah mereka pada umumnya memiliki kulit berwarna putih. Sebagian besar ras ini menetap di Afrika Utara, India Utara, Pakistan, Timur Tengah, dan Eropa. Mereka memiliki banyak keturunan dan tersebar di Amerika Utara dan Australia. Tidak hanya itu,mereka juga tersebar di sebagian wilayah Afrika Selatan, Amerika Selatan, dan Selandia Baru. Meskipun mayoritas ras ini memiliki kulit berwarna putih, tidak semua orang ras Kaukosid memiliki kulit berwarna putih. Orang Somalia dan Ethiopia bisa menjadi contoh dalam hal ini. Meskipun mereka ciri-ciri fisik mereka seperti orang Negroid, yakni berambut keriting dan berkulit hitam, tengkorak mereka lebih mirip dengan ras Kaukosid sehingga dimasukka ke dalam golongan ras kaukosid. Ras Kaukosid terbagi menjadi empat kelompok lagi. Pertama, Nordic yang berada di Eropa Utara untuk daerah sekitar Laut Baltik. Kedua, Alpine untuk Eropa Tengah dan Eropa Timur. Ketiga, Mediteranian yang meliputi Afrika Utara, Laut Tengah, Arab, Armenia, dan Iran. Dan yang keempat, Indic yang meliputi India, Pakistan, Sri Lanka, dan Bangladesh. Warna kulit tidak jarang menjadi sumber munculnya kasus diskriminasi dalam kehidupan sosial maupun politik. Hal ini dapat Anda pelajari dalam pengaruh politik akibat warna kulit perempuan. Anda tidak perlu khawatir karena kami merekomendasikan buku-buku terbaik untuk Anda. 4. Ras-ras Khusus Selain ketiga ras besar di atas, di dunia masih ada beberapa ras yang khusus yang tidak terlalu besar namun tidak bisa diamasukkan ke dalam tiga ras lainnya. Hal ini tentu menjadi sumber keunikan ras-ras khusu ini. Tercatat ada empat ras khusus lainnya yang perlu kita kenali. Pertama, ras Bushman yang merupakan penduduk di area Gurun Kalahari di wilayah Afrika Selatan. Kedua, ras Veddoid yang mendiami pedalaman di Sri Lanka. Ketiga, ras Polynesian yang mendiami Kepulauan Mikronesia dan Polynesia. Keempat, ras Ainu yang berada di wilayah Pulau Karafuto dan Hokkaido di Jepang. Mengapa Warna Kulit Manusia Berbeda? Setelah mengenal berbagai macam ras di dunia yang memiliki warna kulit berbeda, sekarang kita masuk dalam pembahasan mengapa warna kulit manusia. Kira-kira kenapa ya, Grameds? Ada yang tahu? Benar. Ada berbagai faktor yang menyebabkan warna kulit manusia berbeda. Pertama, karena perbedaan jumlah melanin yang dihasilkan. Orang yang memiliki melanin yang sedikit cenderung memiliki warna kulit putih, sementara orang dengan jumlah melanin yang banyak cenderung memiliki warna kulit hitam. Kedua, lingkungan. Kondisi lingkungan yang sedikit terkena paparan sinar cenderung memiliki kulit yang berwarna terang. Ketiga, faktor genetik. Untuk faktor ketiga ini merupakan faktor yang cukup berpengaruh besar bahkan mempengaruhi factor pertama, yaitu jumlah produksi melanin. Peran faktor ras juga ikut terlibat dalam faktor genetik. Macam-macam Warna Kulit Manusia Meskipun warna kulit berdasarkan ras terbagi menjadi tiga kelompok besar dan ditambah beberapa kelompok kecil, namun warna kulit manusia lebih banyak dari itu. Misalkan saja, untuk warna kulit putih saja ada yang warna kulit putih pucat dan ada juga yang putih kemerahan. Tentu dua jenis warna kulit tersebut memiliki skin tone yang berbeda. Sekitar empat puluh tahun yang lalu, seorang dermatologist atau dokter kulit di Amerika Serikat yang bernama Thomas Bernard Fitzpatrick melakukan penelitian dan berhasil membuat skala warna kulit manusia. Skala warna kulit tersebut dikenal dengan Skala Fitzpatrick. Karena hasil penelitian tersebut, Fitzpatrick dijuluki sebagai bapak dermotologi modern. Ia menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan mendasar pada setiap kulit manusia akibat terbakar. Kemudian, penelitian yang dilakukannya berkembang dan gagasan tersebut banyak digunakan oleh ilmuwan sebagai standar umum maupun penelitian lanjutan. Secara garis besar, skin tone manusia terbagi menjadi enam macam. Kira-kira Grameds tahu nggak jenis kulit Anda apa? Kalau belum tahu, yuk kita ulas bersama macam-macam warna kulit manusia di bawah ini. 1. Golongan I untuk Warna Kulit Putih Pucat Golongan warna kulit putih pucat atau warna kulit ivory ini seringkali diklasifikasikan untuk warna kulit orang-orang ras Kaukosid. Orang-orang Kaukasian rata-rata memiliki warna kulit putih yang pucat. Ciri-ciri fisik penyerta lainnya adalah pada umumnya, mereka memiliki rambut berwarna merah atau pirang muda. Warna mata mereka bisa beragam antara biru muda, hijau muda, dan abu-abu muda. Warna kulit putih pucat pada umumnya dimiliki oleh penduduk asli benua Eropa dan Asia Timur Laut. Pada wajah mereka rata-rata dapat ditemukan freckles atau bintik-bintik. Fitzpatrick mengungkapkan bahwa bintik-bintik tersebut terbentuk akibat paparan sinar matahari yang menyengat kulit. Mereka, orang-orang berkulit putih pucat, memiliki pigmen kulit melanin jenis pheomelanin. Sayangnya pigmen jenis ini tidak dapat melindungi kulit dari paparan sinar ultraviolet UV. Kondisi tersebut menstimulasi tubuh mereka untuk melakukan produksi melanin lebih banyak dari biasanya sehingga bintik-bintik tersebut muncul. Orang-orang yang disertai warna kulit putih pucat memiliki kondisi kulit yang super sensitif terhadap sinar matahari. Kulit mereka akan selalu tampak terbakar jika terkena paparan sinar matahari. Namun demikian, warna kulit mereka tidak akan berubah warna menjadi cokelat meskipun sengatan matahari mengenai kulit mereka. 2. Golongan II untuk Kulit Warna Putih Orang-orang dengan warna kulit putih dapat dilihat pada orang-orang Eropa pada umumnya dan Afrika Utara seperti Mesir, Tunisia, Aljazair, dan sebagainya. Ciri-ciri fisik selain kulit adalah memiliki warna mata biru, hijau, dan abu-abu. Rambut alami mereka berwarna pirang. Sama halnya seperti golongan kulit I, kulit jenis ini memproduksi melanin jenis pheomelanin yang tidak dapat melindungi kulit dari paparan sinar ultraviolet matahari. Mereka memiliki resiko terserang kanker kulit lebih tinggi dibandingkan orang-orang yang memiliki jenis kulit lainnya. Orang-orang yang disertai warna kulit putih memiliki kulit yang mudah terbakar dan sulit berubah menjadi warna cokelat jika terkena paparan sinar matahari. Namun demikian, warna kulit putih ini tetap bisa menjadi cokelat meskipun sangat sulit. 3. Golongan III untuk Warna Kulit Cokelat Terang Warna kulit cokelat terang ini memiliki warna mendekati beige, yakni cokelat yang sangat terang. Warna rambut mereka rata-rata pirang gelap atau cokelat muda. Warna mata mereka merah kecokelatan atau cokelat muda. Grameds dapat menemui warna kulit ini pada orang-orang Asia pada umumnya. Pada banyak penjelasan medis, kulit jenis ini memiliki resiko yang cukup tinggi untuk terserang kanker kulit jika terpapar sinar ultraviolet, sama halnya seperti warna kulit putih pucat dan warna kulit putih. Jika terpapar sinar ultraviolet matahari, kulit ini jenis ini dapat berubah menjadi cokelat tua, berbintik, atau terbakar. 4. Golongan IV untuk Warna Kulit Cokelat Jenis kulit ini bisa dinamai dengan warna kulit cokelat sedang atau medium brown. Banyak dari orang yang memiliki warna kulit cokelat ini disertai mata berwarna cokelat tua dan warna rambut yang gelap. Grameds akan banyak menemui orang dengan jenis kulit ini pada orang-orang di beberapa bagian Mediteran Spanyol, Perancis, Monako, Italia, Yunani, dan Malta, Timur Tengah, Asia Selatan, dan beberapa di Asia Tenggara. Golongan ini memiliki jumlah melanin yang lebih banyak dibandingkan golongan I, II, dan III. Sehingga golongan kulit IV relatif lebih aman dari resiko kanker kulit akibat paparan sinar matahari. Apabila terkena sinar UV matahari, warna kulit jenis ini bisa saja berubah menjadi cokelat yang lebih gelap. Namun demikian, efek adanya bintik-bintik dan terbakar tidak terjadi. 5. Golongan V untuk Warna Kulit Cokelat Tua Warna kulit cokelat tua memiliki jumlah melanin yang lebih banyak dibandingkan warna kulit cokelat. Akibatnya, ketahanan kulit jenis ini terhadap paparan sinar UV matahari lebih baik karena dapat beradaptasi dengan sangat baik. Golongan yang memiliki warna kulit cokelat tua bisa juda disebut dark brown. Tidak hanya itu, karena banyaknya melanin pada warna kulit cokelat tua, kulit golongan V memiliki perlindungan yang lebih baik terhadap penuaan. Karena terlindungi dari penuaan, munculnya keriput dan garis-garis halus dapat diminalisir. Semakin gelap kulit seseorang, dikatakan bahwa semakin terlihat awet muda dibandingkan yang memiliki warna kulit putih pucat. Ciri-ciri fisik selain warna kulit dari orang-orang yang memiliki kulit golongan V adalah mata berwarna cokelat tua dan rambut berwarna cokelat gelap atau hitam. Jika kulit terkena paparan sinar UV dari matahari, kulit mereka dengan mudah berubah warna menjadi lebih gelap. Namun kulit jenis ini sangat jarang sekali terbakar atau muncul bitnik-bintik. Anda dapat menemukan ciri-ciri ini pada banyak penduduk Afrika dan ras Hispanik. 6. Golongan VI untuk Warna Kulit Cokelat Sangat Tua Menuju Hitam Golongan warna kulit terakhir yang disebutkan oleh Fitzpatrick dalam teori skala warna kulitnya adalah very dark brown. Ya, Anda benar Grameds. Golongan warna kulit very dark brown ini memiliki jumlah melanin yang sangat banyak dan mengakibatkan warna kulit menjadi cokelat mendekati hitam. Rata-rata orangnya memiliki mata berwarna cokelat kehitaman dan berambut hitam. Orang-orang yang memiliki kulit berwarna cokelat sangat tua ini banyak yang mendiami Benua Afrika dan suku Aborigin penduduk asli Benua Australia. Kulit yang berada tipe ini merupakan kulit yang paling aman dari resiko kanker kulit. Meskipun terkena paparan sinar UV dari matahari, kulit jenis ini memiliki kemampuan beradaptasi yang paling baik dibandingkan kulit jenis lainnya. Jika terkena paparan sinar UV matahari, kulit berwarna very dark brown tidak muncul bintik-bintik, tidak pernah terbakar, namun selalu berubah menjadi gelap. Bagi Anda yang masih penasaran bagaimana merawat kulit berdasarkan golongan kulit, Anda bisa membaca buku-buku pilihan kami. Tips Perawatan Kulit Karena setiap tipe warna kulit memiliki jumlah pigmen melanin, kemampuan beradaptasi di bawah paparan sinar UV matahari, dan karakter yang berbeda, maka masing-masing tipe warna kulit memilikicara perawatan yang berbeda. Untuk kulit tipe I sampai III, Anda memiliki kulit yang mempunyai resiko tinggi akan terbakar, melanoma, kanker kulit, dan penuaan akibat paparan sinar UV matahari. Oleh karena itu, para dermatolog atau dokter kulit menyarankan Anda agar melakukan beberapa tips di bawah ini Menggunakan sunscreen yang memiliki sun protection factor SPF minimal 30. Batasi kulit Anda dari paparan sinar UV matahari dengan cara mencari tempat yang teduh setiap Anda berada di tempat yang panas akan sinar matahari. Memakai topi yang dapat melindungi kepala dan wajah Anda dari paparan sinar matahari. Memakai kacamata anti UV untuk menghalau sinar matahari. Jika Anda berencana di bawah paparan sinar matahari dalam waktu yang lama, pastikan Anda memakai pakaian tertutup yang memiliki ultraviolet protection factor UPF 30 atau lebih. Periksa secara rutin kulit Anda dari kepala hingga kaki secara rutin setiap bulan. Jangan lupa untuk berkonsultasi dengan dokter kulit. Sementara itu, bagi Anda yang memiliki warna kulit tipe IV sampai VI, tips yang diberikan pada dasarnya hampir sama dengan yang diberikan untuk warna kulit tipe I sampai III. Hanya saja, pakaian pelindung yang digunakan tidak diharuskan memiliki UPF sebesar 30. Dan Anda cukup menggunakan sunscreen yang memiliki SPF minimal 15 jika keluar di bawah paparan sinar matahari. Masih penasaran cara merawat kulit lainnya? Tenang, kami masih ada stok buku-buku terbaik. Grameds, ulasan kita mengenai macam warna kulit manusia telah sampai pada ujungnya. Kami yakin masih ada banyak bahasan mengenai warna kulit dan perawatan kulit. Oleh karena itu, Gramedia menjadi Sahabattanpabatas Anda untuk menggali ilmu dan pengetahuan lebih dalam lagi dengan buku-buku pilihan kami. Penulis Nanda Iriawan Ramadhan ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
- Крጮκոг φωмиктωሢοр ቩቸафетв
- Удрэችθጨищ жеςεኺረ
- ኮλ ፅνιсቅфուրኛ
- Τупезեма ሉилусвገ яֆаጎናдру